Pages

Kamis, 03 Mei 2012

Penjaga Mimpi




  • Mau masuk ke mimpiku?
  • Ada nomor registrasi?
  • Kalo belum,registrasi dulu disana...



    Disini manusia memiliki nama dan wajah yang serupa. Sssstt.. Kamu tau? Penjaga mimpi sering tertipu. Dia mengira aku akasia padahal akasia itu ada di belakangnya.Hmm..Penjaga itu mulai amnesia! Aku suka memperolokkannya dengan sapu ijuk. Kamu tau ijuk? Itu yang sering di pakai nenek sihir. penjaga mimpi, takut dengan itu. Karna nenek sihir suka lupa pake gigi.
     "Oooow..! Aku ngumpet dulu ya. Penjaga mimpi mulai mendekati persembunyianku"

    Ssssttt..

    * * *

    Jadilah putri yang tegar. Kala malam mencekam sunyinya. Datang pula si penjaga.
     "Sudah waktunya berbenah!" teriak sang penjaga.
     Duh, mana aku lupa menyikat gigi ini.
     "Ya, tunggulah sebentar. Ada hal yang harus kupersiapkan sebelum memulai pertunjukkan ini".
     Kemudian aku mulai mencari nama-nama yang ada dalam kotak ajaibku. Hahaha.. Ketemu. Aku kegirangan.
     "Hm... Kenapa harus dia..??"
     
    * * *

    Kamu harus berani mengucap nama itu. Sebab nama adalah sesuatu yang asing disini. Karena asing, jadi itu nilainya jika dibawa ke anak TK 10. Jika ke anak SD 100, dan seterusnya. Nama di sini memang suatu yang menggiurkan. Hanya untuk mendapat nama, anak beranak di sini jadi gila. Dia lupa kalau nama adalah petaka. Oh, pepatah siapa yang membudak..

    * * * 

    Bukan dia yang membikin, si penjaga itu! Oleh sebab keserakahan masing-masing kita. iyakah? Sang penjaga hanya menjalankan titah sang gelap. Putra kegelapan ketika kita memejamkan mata.
    Diam-diam kita sering meminjam kosakata asing buat menutupi jejak. Dalam pementasan semu pula melanturkan lelaguan dan bebunyian.
    "Awas si nenek sihir datang!".
    Kita menyergap pepohonan. Aduh rindangannya.
    "Terima kasih pohon, kamu telah menyelamatkan kami".
     Aku pikir ini tempat yang bagus buat bermain-main ketika senja tiba.
     "Oh ya, namamu siapa pohon?"

    * * *

    Sssstttt.. Kita jangan sembunyi di bawah pohon itu. Setidaknya jangan akasia. Dia memang rindang seperi Albizia sama yang juga rindang. Tapi ingat, di rindangnya banyak kecoa..Mereka suka anak kecil seperti kita. Nenek sihir juga suka, tapi kecoa lebih beringas..Dia mampu menjadikan alam raya kotor. Bauk!
     "Ah, sudahlah..Sebutkan saja siapa namanmu???".

    * * *

    Tidak, kupikir kamu akan tahu suatu saat nanti. Bila tiba waktunya kau akan tahu sendirilah. Perihal apa dalam pertunjukan nanti. Ada banyak hal yang harus kusimpan dan kupelajari sendiri dulu. Kau tidak bolehlah tahu dahulu. Itu bisa celaka. Langit murka dan menurunkan panah-panah hitam seperti ijuk yang marah pada bumi. Melesat cepat bak peluru menghujam tanah.
    "Kau tidak inginkan tanah hijau ini jadi rusak oleh sebab hal-hal kecil yang belum waktunya kau ketahui?".

    * * *

    "Oya, aku belum bilang padamu kan?".
     Bahwa penjaga mimpiku ini wajahnya serupa raksa--mercuri yang teramaaaat putih. Dan mimpi kerap terbohongi, kalo panjaga ini jubahnya bertato akasia. Kau tahu tidak? Di balik jubahnya ada merpati. Banyaak sekali. Pernah aku meminta satu merpati. Tapi dia bilang, "Ini bukan mainanmu, dik!" aku kesal!.

    Ruang Maya, 03 Mei 2012
     
     
     
    --Ree dan mas Ekohm

Minggu, 29 April 2012

PUISI Menang Lomba Xpresi Riau Pos 2010


Matamu adalah mimpi

Di balik kaca yang berjeruji
Aku melihat angin memeluk awan
Dan burung persimpangan bercerita
Tentang bahagianya.






Ada bunga yang malu pada kumbang
Yang mengecup manis bibirnya
Sementara kecipak air yang menghilir
Kembali memotret tawa pelangi,
Mengukir beribu mimpi.





 Ada cerita diranting pohon
  Yang memahat nama-nama
  Bukankah saat daun berguguran,
  Sisa tinta hujan itu
  Menabur warna tipis di hatimu
  Memberi rumah cerita di seberang sana

                                                              


 


 Ada yang mencemburui diammu
 Melukai akar-akar yang bisu
    Di siluet petang,kau meneguk langkah ke hulu
 Dan aku menghilir bersama air
   Kita memetik doa di sebelah waktu yang berlumut







Di balik kaca yang berjeruji ini
Aku melihat jejak matamu
Yang tumbuh di daun kering yang kita tunjuk




Ketikaku mengutipnya,
Ada patahan nama di setiap musim
Nama yang dulu kau rahasiakan
Kini mencatat tawa di perjalananku
Aku tahu, matamu adalah mimpi
Hingga kaca berjeruji ini
Berpeluk senyum rindu





Pekanbaru,  22 november 2010


Sabtu, 28 April 2012

Alone



teh panas ini, bu..
aku hirup napasnya dengan lembut--sendiri
menuai serpihan uap yang sesak
di pinggirnya ada gumpalan peluh--tempat segala keluh

bu...
teh ini panas
bisakah kau tiupkan untukku--ini malam saja

Jumat, 27 April 2012

Na...


















Di antara keramaian yang kita punya
Dulu, sebelum musim mulai ranum
Pohon kasturi kerap mempermainkan dahannya
di bayangmu
Di situasi  mendung berjelaga
Anak-anak menggontaikan kaki, 
membentuk jejak-jejak tawa di gigir pasir
Kita perlahan-lahan menjadi sepasang mata
Yang menangkap garis halus kenangan senja

Barangkali kau lupa, Na
ombak yang kau sangka dadaku
pecah terbelah
bagai kuda-kuda fir’aun yang kandas
mencari pulang dosadosa cemas

jika suatu nanti kau menemu setangkai jingga
kuburlah di kedalaman mata yang genggam
seperti putih burung di angkasa
yang berat kali membawa sayapnya

yang membadaikan hatiku, Na
adalah tatap awan berkelung hitam
ranting kasturi ini mengibar hujan
bagai poni yang tumbuh di atas matamu--nanar

Selasa, 24 April 2012

Senja ini, Mom...


Senja ini, mom                                                                                                  
Aku merasa kilaunya berbeda
Aku di sini untuk  duduk menunggunya, mom
Mencari patahan hidup yang sempat kau wasiatkan

Mom, mengapa hari ini begitu absurd?
Temanku di sekolah mengatakan aku hebat
Bahkan ibu guru pun menyanjungku tinggi
Tapi mom..
Aku hanya inginkan tanganmu
Katanya itu adalah obat segala raya rindu, penantian dan kesedihan

Mom, mengapa aku masih sendiri ya?
Dulu kau bilang aku putri tercantikmu
Tapi setelah ada adik baru, kau bilang aku yang nomor 2
Tidak apa-apa, mom
Aku siap menjadi kakak yang damai
Memberinya setengah lolipop atau gulaliku untuknya
Jika dia juga ingin pita rambutku, aku akan beri juga satu
Karna yang satunya lagi untukku simpan—tanda cintamu padaku

Mom, adik akhir-akhir ini nakal
Dia suka menggangguku dengan ulat bulu
Padahal kulitku sensitif dengan binatang itu—kau tau itu
Tetapi kenapa kau memarahiku—adik curang.

Mom…
Sengaja aku tunggu senja hari ini
Aku ingin membisikkan sesuatu di telingamu—seperti dulu
Waktu kau dendangkan sholawat Nabi
Kau bilang, Beliau adalah utusan Tuhan
Tapi apalah yang dipikirkan si bayi ini, mom
Tentu kaulah kukira dulu utusanNya

Mom…
Mendekatlah
Aku akan meletakkan telapak tanganku di telingamu 
dan mengatakan

          :Aku tidak mau sendiri lagi, mom…

Senin, 23 April 2012

Melati Suci - Guruh sukarno putra

   

 :ibu bangsa


putih

putih melati

mekar di taman sari

semerbak wangi penjuru bumi

 

seri

seri melati

bersemi anggun asri

kucipta dalam gubahan hati

 

tajuk bak permata

siratan bintang kejora

kan kupersembahkan

bagimu pahlawan bangsa

 

putiknya persona

rama-rama neka warna

kan kupersembahkan

bagi pandu indonesia

suci

suci melati

suntingan bu pertiwi

lambang nan luhur budi pekerti

 

tajuk bak permata

siratan bintang kejora

kan kupersembahkan

bagimu pahlawan bangsa

 

putiknya persona

rama-rama neka warna

kan kupersembahkan

bagi pandu indonesia

 

suci

suci melati

suntingan bu pertiwi

lambang nan luhur budi pekerti

 

oh, melati ...

oh, melati ...

oh, melati ...